ALKENA
Alkena tergolong hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua atom C yang berurutan. Jadi rumus umumnya mempunyai 2 atom H lebih sedikit dari alkana karena itu rumus umumnya menjadi CnH2n+2-2H = CnH2n. Kekurangan jumlah atom H pada alkena dibandingkan dengan jumlah atom H pada alkana dapat dijelaskan sebagai berikut. Perhatikan untuk n = 2, pada alkana adalah C2H6 sedang pada alkena adalah C2H4, seperti contoh berikut :
HHHH
||||
H - C - C - H berubah menjadi H - C = C - H
||
HH
Kedua atom H di bawah harus dibebaskan supaya elektron-elektron atom C yang tadinya dipakai untuk membentuk ikatan kovalen dengan atom H dapat dialihkan untuk membentuk ikatan kovalen dengan sesama atom karbon. Alkena mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua atom C, maka suku pertama alkena harus mengandung dua atom C. Jadi n = 2, dan beberapa suku lain dapat dilihat pada tabel berikut ini.
HHHH
||||
H - C - C - H berubah menjadi H - C = C - H
||
HH
Kedua atom H di bawah harus dibebaskan supaya elektron-elektron atom C yang tadinya dipakai untuk membentuk ikatan kovalen dengan atom H dapat dialihkan untuk membentuk ikatan kovalen dengan sesama atom karbon. Alkena mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua atom C, maka suku pertama alkena harus mengandung dua atom C. Jadi n = 2, dan beberapa suku lain dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Lima suku pertama alkena
Suku ke | n | rumus struktur | nama |
1 2 3 4 5 | 2 3 4 5 6 | CH2 = CH2 CH2 = CH - CH3 CH2 = CH - CH2 - CH3 CH2 = CH - CH2 - CH2 - CH3 CH2 = CH - CH2 - CH2 -CH2 - CH3 | etena propena 1-butena 1-pentena 1-heksena |
Nama alkena berbeda dengan alkana hanya pada bagian belakang, jadi bagian yang menunjuk pada jumlah tidak berubah. Pemberian nama Secara garis, besar tidak berbeda dengan cara memberi nama alkana yang bercabang, tetapi pada penentuan rantai induk yang terpanjang harus rantai yang mengandung ikatan rangkap. Jadi ikatan rangkapnya diutamakan dengan nomor terkecil. Sebagai contoh rumus struktur berikut ini.
HHHH
||||
1C = C2 - C3 - C4 - H 3-metil-1-butena (bukan 2-metil-3-butena)
|||
HCH3H
||||
1C = C2 - C3 - C4 - H 3-metil-1-butena (bukan 2-metil-3-butena)
|||
HCH3H
Pada alkana tidak ada bagian dari rumus strukturnya yang mempunyai ciri khas, sebaliknya pada alkena ada bagian dari rumus strukturnya yang mengandung satu ikatan rangkap dua. Bagian ini (-C=C-) disebut gugus fungsional.
Suku alkena yang banya dikenal adalah etena (etilena) dan propena (propilena) yang merupakan bahan dasar untuk membuat plastik polietena (politena) dan polipropilen.
Suku alkena yang banya dikenal adalah etena (etilena) dan propena (propilena) yang merupakan bahan dasar untuk membuat plastik polietena (politena) dan polipropilen.
Sifat-Sifat Alkena
Sifat Fisika
Alkena merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air dan memiliki massa jenis lebih kecil dari air. Alkena dapat larut dalam alkena lain, pelarut-pelarut nonpolar dan etanol. Pada temperatur kamar alkena yang memiliki dua, tiga dan empat atom karbon berwujud gas. Sedangkan Alkena dengan dengan berat molekul lebih tinggi dapat berupa cair dan padatan pada suhu kamar.
Nama | Rumus molekul | Titik leleh (°C) | Titik didih (°C) | Massa jenis(g/cm3) |
EtenaPropena1-Butena 1-Pentena 1-Heksena 1-Heptena 1-Oktena 1-Nonesa 1-Dekena | C2H4C3H6C4H8 C5H10 C6H12 C7H14 C8H16 C9H18 C10H20 | -169-185-185 -165 -140 -120 -102 -81 -66 | -104-48-6 30 63 94 122 147 171 | 0,5680,6140,630 0,643 0,675 0,698 0,716 0,731 0,743 |
Sifat kimia
Ikatan rangkap yang dimiliki alkena merupakan ciri khas dari alkena yang disebut gugus fungsi. Reaksi terjadi pada alkena dapat terjadi pada ikatan rangkap dapat pula terjadi diluar ikatan rangkap. Reaksi yang terjadi pada ikatan rangkap disebut reaksi adisi yang ditandai dengan putusnya ikatan rangkap (ikatan π) membentuk ikatan tunggal (ikatan α) dengan atom atau gugus tertentu.
Selain sifat-sifat tersebut dapat mengalami reaksi polimerisasi dan alkena juga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk korbondioksida dan uap air apabila jumlah oksigen melimpah, apabila jumlah oksigen tidak mencukupi maka terbentuk karbonmonooksida dan uap air.
PERMASALAHAN :
Mengapa Pada temperatur kamar alkena yang memiliki dua, tiga dan empat atom karbon berwujud gas. Sedangkan Alkena dengan dengan berat molekul lebih tinggi dapat berupa cair dan padatan pada suhu kamar. ?
Dari permasalahan yang anda paparkan di atas,saya akan mencoba memberi pendapat..Pada hakikatnya kita telah mengetahui bahwa titik leleh dan titik didih alkena berbeda-beda dari alkena yang paling sederhana yaitu etena sampai dekena.Titik didih dan titik leleh alkena pada dasarnya di pengaruhi oleh Mr atau massa molekul relatif.
BalasHapusSelain dipengaruhi oleh titik didih dan titik leleh alkena, wujud suatu alkena juga dipengaruhi oleh jumlah atom karbon pada alkena.Jumlah Mr kita ketahui makin bertambah pula.Nah kesimpulannya,adanya perbedaan wujud dari alkena tersebut di pengaruhi oleh perbedaan sifat yang dimilikinya..Terima kasih,semoga bermanfaat
saya ingin sedikit menambahkan jawaban tentang permasalahan diatas , alkena pada suku dua, tiga dan empat merupakan suku yang memiliki atom carbon sedikit , sedikitnya atom karbon tersebut menyebabkan mr ny uga kecil sehingga mempengaruhi titik didih dan titik leleh suatu senyawa alkena tersebut , serta setiap kenaikan suku semakin berubah wujud menjadi cair dan padat karena pengaruh jumlah mr terhadap titik didih dan titik leleh alkena.
BalasHapussaya akan mencoba menjawab permasalahan anda:
BalasHapusMengapa Pada temperatur kamar alkena yang memiliki dua, tiga dan empat atom karbon berwujud gas. Sedangkan Alkena dengan dengan berat molekul lebih tinggi dapat berupa cair dan padatan pada suhu kamar. ?
jawaban saya Hal ini dipengaruhi oleh titik didih dan titik lelehnya. Mendidih adalah suatu perubahan wujud zat dari cair menjadi gas. Suatu zat yang memiliki titik didih kurang dari 25oC, pada keadaan standar (25oC, 1 atm) zat tersebut berwujud gas. Adapun zat yang memiliki titik leleh kurang dari 25oC dan titik didih di atas 25oC dalam keadaan standar, berwujud cair.