Senin, 18 November 2013

Kimia Organik 1


RADIKAL
Radikal bebas didefinisikan sebagai atom/molekul/senyawa yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan, sehingga molekul tersebut menjadi tidak stabil dan akan berusaha mengambil elektron dari molekul atau sel lain.

Jadi, Radikal Bebas sendiri sebenarnya adalah sejenis oksigen yang secara kimia, strukturnya telah berubah akibat dari aktifitas lingkungan, sehingga memiliki tingkat reaktifitas yang tinggi. Radikal bebas, secara alami memang ada dalam tubuh, sebagai hasil dari reaksi biokimia, seperti proses oksidasi, metabolisme sel, olahraga dan peradangan. Selain itu aktifitas lingkungan juga dapat memunculkan radikal bebas antara lain radiasi, polusi, merokok dan lain sebagainya.

Karena secara kimia, molekulnya tidak berpasangan, radikal bebas cenderung untuk bereaksi dengan molekul sel tubuh. Radikal bebas yang beredar dalam tubuh berusaha untuk mencuri elektron yang ada pada molekul lain. Beberapa komponen tubuh yang rentan terhadap serangan radikal bebas antara lain; kerusakan DNA, membran sel, protein, lipid peroksida, Pencurian ini jika berhasil akan merusak sel dan DNA tersebut. Dapat dibayangkan jika radikal bebas banyak beredar maka akan banyak pula sel yang rusak. Dalam bidang medis, diketahui bahwa radikal bebas merupakan biang keladi berbagai keadaan patologis seperti penyakit liver, jantung koroner, kanker, diabetes, katarak, penyakit hati, dan berbagai proses penuaan dini.

Radikal bebas umumnya berasal dari oksigen, molekul yang cenderung kehilangan satu elektronnya, dan menjadi tidak stabil. Molekul tunggal ini disebut "Jenis Oksigen Reaktif" atau "Reactive Oxygent Species-ROS". Contoh radikal bebas adalah superoksida (O2-), hidroksil (OH-), nitroksida (NO), hidrogen peroksida (H2O2), asam hipoklorit (HOCl), thill (RS-) dan lain-lain. Derajat kekuatan tiap radikal bebas ini berbeda, dan senyawa paling berbahaya adalah radikal hidroksil (OH-) karena memiliki reaktivitas paling tinggi.
Sumber Radikal Bebas
- Hasil metabolisme tubuh (faktor internal)
- Asap rokok
- Zat kimia dalam makanan / minuman
- Pupuk kimia
- Radiasi sinar Ultra Violet, X-ray
- Asap atau polutan dari kendaraan / pabrik

Solusi terbaik menangkal radikal bebas adalah dengan banyak mengkomsumsi makanan yang banyak mengandung antioksidan. Zat antioksidan merupakan subtansi yang dapat menetralisir atau menghancurkan radikal bebas. Senyawa ini berfungsi melindungi sel dari efek bahaya radikal bebas. Antioksidan bekerja dengan jalan memberikan elektron pasangan kepada radikal bebas sehingga radikal bebas tidak lagi mengambil elektron dari sel dan DNA dalam tubuh.
Antioksidan terdiri dari dua macam, yaitu  antioksidan  endogen dan eksogen. Antioksidan endogen yaitu sejumlah  komponen protein dan enzim yang disintesis dalam tubuh yang berperan dalam menangkal oksidasi oleh radikal bebas yang terdiri dari katalase, superoksida dismutase, serta protein yang berikatan dengan logam seperti transferin dan seruloplasmin. Adapun antioksidan eksogen yaitu bersumber dari makanan, terdiri atas tokoferol (vitamin E), asam askorbat (vitamin C), vitamin A, karotenoid dan flavonoid. Antioksidan jenis eksogen ini dapat dapat diperoleh dari makanan dan suplemen seperti buah, sayuran dan berbagai sumber makanan lainnya.
Selain itu, ada 4 langkah yang dapat dilakukan menurut Dr. Kenneth H. Cooper yang menjadi pencetus Preventive medicine untuk melawan radikal bebas yang berbahaya dalam tubuh kita yaitu:
1.      Berolah raga dengan intensitas rendah.
2.      Mengkombinasi beberapa antioksidan setiap hari.
3.      Mengatur diet dan memasak secara benar agar antioksidan dalam makanan tidak rusak.
4.      Bergaya hidup bebas dari radikal bebas
PERMALAHAN :
Mengapa zat kimia dalam minuman / makanan  termasuk sumber dari radikal bebas ?

3 komentar:

  1. seperti yang telah anda sebutkan dalam artikel anda.Salah satu sumber radikal bebas adalah zat kimia dalam makanan.Salah satu nya adalah pestisida yang digunakan dalam makanan tersebut.

    Pestisida Kimia merupakan bahan beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Hal ini disebabkan pestisida bersifat polutan dan menyebarkan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti mutasi gen dan gangguan syaraf pusat. Disamping itu residu kimia yang beracun tertinggal pada produk pertanian dapat memicu kerusakan sel, penuaan dini dan munculnya penyakit degeneratif.

    BalasHapus
  2. Baikalah saya akan mencoba menjawab permasalahan anda,Sebelumnya saya akan menjelaskan bahwa radikal bebas adalah molekul dengan elektron tidak berpasangan.Dalam pencarian mereka untuk menemukan elektron lain, mereka sangat reaktif dan menyebabkan kerusakan pada molekul sekitarnya.Nah dalam makanan atau minuman sering dimasukkan zat pestisida yang seharusnya di gunakan untuk membasmi hama,akan tetapi dimasukkan ke dalam makanan yang dapat menyebabkan kerusakan sel,kerusakan organ tubuh seperti yang saudara nadia katakan.Hal ini terjadi karena pestisida bersifat polutan.

    BalasHapus
  3. menurut pendapat saya, selain penggunaan pestisida berlebih pada pertanian yang menyebabkan residu kimia tertinggal pada bahan makanan, penambahan zat kimia berlebih (bahan pengawet,penguat rasa,pewarna makanan,dll) juga berpengaruh dalam hal sumber radikal bebas pada makanan..

    semoga membantu...

    BalasHapus